Cerita ini sebenarnya bukan cerita ane. Cerita ini dibuat oleh teman ane si M.Ariqy Raihan di Twitter. Karena cukup menghibur (menurut ane) jadi ane publish ajah dah di blog ya. OK, begini ceritanya.
Pada zaman dahulu kala ceritanya ada seorang gadis yang terkenal cantik jelita bernamanya Cinderellong. Zaman dahulunya itu pas zaman kerajaan gitu, bukan zaman penjajahan. Nah, jadi Cinderellong ini dulu punya bapak yang ganteng. Akan tetapi, waktu Cinderellong masih kecil, ibunya meninggal ditembak tentara Belanda, sehingga sang ayah menjadi duda. Nah, pada akhirnya nikah dah tuh sang ayah sama seorang janda beranak 2 ( cewek semua ) bernama Kampay.
Nama anak-anak kampay yaitu : BB ( Bawang Bombay ) & BG ( Bawang Goreng ). Jadi kalo dipanggil BOGOR alias Bombay-Goreng. Cuma, Kampay ini kalo ke cinderellong kasih sayangnya beda, karena emang tidak dikasih sama sekali. Puas-puas dah si Trio Macan (Kampay,Bombay,Goreng) nyiksa Cinderellong kalau tidak ada si Ayah, seperti TKI di malaysia gitu. Tiap harinya Cinderellong cuma bisa nangis. Dia bertanya pada rumput yang bergoyang, tapi rumputnya tidak menjawab. Dia bertanya pada karang, pada ombak, pada matahari. Tapi kenapa.... Kenapa...... Kenapa harus lagu ebiet (?)
Jadi, setelah lama disiksa gitu, datanglah ajal menjemput sang ayah memakai becak, eh, bukan deh. Pokoknya si ayah mati deh. Cinderellong jadi sangat sedih, sedih sekali sambil menggenggam surat tagihan ayahnya. Dia tidak sanggup lagi terus seperti ini. Tiba-tiba datang seorang peri. Namanya Bambang. Peri itu dateng buat menghibur si Cinderellong yang bersedih.
" mbah? Apa katamu? Mbah?? Panggil aku jeng. Oke? " sahut si peri.
Gubrak. Cinderellong nabrakin diri ke gerobak sampah.
" Kamu ga usah sedih. Biar jeng Bambang yang menghibur. Tralalalalalilili" ucap si peri sambil joget tari tor-tor.
Dari tongkat si peri keluar boneka chaki, t-rex, sama kuntilanak. Bukannya ketawa, si Cinderellong malah pingsan. Tapi lambat laun, si cinderellong mulai terhibur dengan ulah si peri ngondek itu. Sejak saat itulah mereka bersahabat. Tapi hari-hari penyiksaan neraka belum berakhir. Api masih nyala. Maksudnya Cinderellong tetep dibully Trio Macan. Kampay. Bawang Bombay. Bawang Goreng. 3 orang itu sang penyiksa Cinderellong. Buat tambahan, konon nama doi berakhirang "long" karena si Ayah bermimpi anaknya jadi pencopet. Yah, pokoknya kyk gitu deh.
OK lanjut ke cerita. Pada Suatu hari Cinderellong melihat ibu tiri dan saudaranya bersolek. Usut punya usut, mereka bertiga mau ikut dangdutan, eh sorry maksudnya mau mengikuti acara dansa di istana. Dahsyatnya lagi, mereka dansa pake sepatu (berasa gembel) yang bagus, pinjeman tetangga. Tapi, mereka ga ngajak cinderellong. Dia pun sedih, karena tidak diajak. Padahal emang tidak mau sih (?). Cinderellong menangis sekencang-kencangnya, sampai hiroshima nagasaki jadi hancur begitu.
"Aduh bok, ga usah sedih. Aku panggil temen aku yang bisa nolongin kamu. Mon, masuk mon." kata si peri.
Dan ternyata yang nongol adalah doraemon. Ini darimana datangnya coba.
"Halo, namaku Doraemon. Aku datang dari abad 22, ada yang bisa kubantu? " tanya Doraemon.
"Gampang. Serahin aja sama Doraemon ini." sahut peri.
Pertama, Doraemon mengeluarkan kamera pengganti kostum. Cinderellong sekarang sudah memakai kostum seperti ledi gaga. Terus, Doraemon mengeluarkan mobil F1-nya supaya Cinderellong cepet saampai di Istana. Yap, dalam hitung mikrodetik, Cinderellong sudah sampai di Istana yang megah itu. Cinderellong terpana ngeliat keindahan istana itu, mulutnya nganga, matanya membelalak. (ini dicekik atau kagum?)
Ternyata diam-diam, sang pangeran memperhatikan Cinderellong sedari tadi. Dia suka melihat kostumnya yang nyentrik. Tapi pangeran tidak tahu nama si Cinderellong. Tapi dia suka sama si Ellong. Diajaklah si Ellong dansa. Mereka pun berdansa dengan asik. Segala versi ada, dari balet, romansa, sampe tor-tor. Mereka benar-benar menikmatinya. Tiba-tiba, "Tenggg... Tongggg... Tengggg" bel istana bunyi, menandakan sudah jam 12 malam. Cinderellong kaget, dia harus pergi dari istana, supaya kedoknya tidak kebuka. Sontak, Cinderellong langsung lari.
"Putri, mau kemana kamu?" tanya pangeran
"Aku mau..... Mau ke toilet bang (?) eh tidak deh, aku ....... Ah sudahlah" jawab Cinderellong sambil ngeloyor pergi.
"Jangan pergi, putri! " teriak pangeran mengejar Cinderellong. Tapi sebelum itu dia menemukan sepatu Cinderellong lepas 1.
Dipungutnya sepatu itu, dan dibawanya sambil mengejar Cinderellong. Akhirnya pengejaran itu berhenti setelah Cinderellong kepeleset di depan istana. Pangeran tiba tepat waktunya.
" Tuan putri, ini sepatumu ketinggalan. Kenapa kamu malu-malu begitu? Selow aje." Ucap pangeran.
Akhirnya kedua insan manusia itu saling bertatapan dan tersenyum. Benih-benih cinta mulai tumbuh. Petir-petir tersebut lantas mengenai Cinderellong dan juga pangeran. Mereka pun tewas seketika di tempat. Karena itulah, pihak kerajaan membangun sebuah monumen yang dikenal dengan nama "Batu Malin Cinderellong". Diambil dari nama si gadis : "Cinderellong" dan si pangeran : "Malin Ayam".