Chit Chat

all in one 
computer all in one 
computer
all in one 
computer all in one 
computer
all in one 
computer all in one 
computer

Senin, 08 Juni 2015

Resensi buku Mengukir Masa Depan

Judl buku    : Mengukir Masa Depan
Pengarang : Nidhoen Sriyanto
Penerbit      : P.T Balai Pustaka
Tebal           : 78 halaman

Kerja Keras Membawa Penghasilan

Buku ini ditulis oleh mahasiswa lulusan Sarjana Muda Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Negeri Surakarta, tahun 1972. Beliau adalah Nidhoen Sriyanto kelahiran 13 Desember 1949 di Wonogiri. Beliau menulis di bidang tulis menulis sejak tahun 1931. Pada tahun 1981 sampai tahun 1985, dalam sayembara mengarang bacaan populer yang diselenggarakan oleh proyek penulisan dan penerbitan buku dan majalah pengetahuan umum dan profesi, beliau menjadi juara sebanyak 5 kali berturut-turut. Yakni tahun 1981 sampai 1983 berhasil meraih juara dua dan tahun 1984 sampai 1985 berhasil meraih juara satu.

Beliau menulis buku ini, karena beliau melihat kenyataan pada waktu itu, yang memperlihatkan banyaknya pengangguran-pengangguran yang di gambarkan dalam buku ini, karena disebabkan oleh warisan yang kurang menguntungkan dari para orang tua yakni mereka ingin anaknya bekerja di perkantoran.

Kemudian beliau memberikan solusi, yang beliau sampaikan dalam bentuk cerita kehidupan Wasisadi.

Pak Nodan tinggal di kota Angsana. Beliau bersama istrinya menempati rumah yang sudah susah payah dibangunnya oleh dari hasil tabungan yang mereka kumpulkan. Mereka mempunyai dua anak bernama Wasisadi dan Asri.

Wasisadi bersekolah di SMP Margajaya, sedangkan adiknya dmasih duduk di seklah dasar. Di sekolahnya, Wasisadi termasuk siswa yang pandai, dewasa falam berpikir dan dapat dipercaya oleh teman-teman sekelasnya. Selama tiga tahun lamanya dia menuntut ilmu dan memetik pengalaman di SMP. Sampailah pada waktunya dia harus meninggalkan sekolah tercintanya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Dia memilig Sekolah Teknologi Menegah seperti saran dari wali kelas tiga SMPnya, pak Purhadi.

Dalam cerita ini, diceritakan Wasisadi sampai menjadi seorang pengusaha meubel dan alat-alat rumah tangga yang sukses. Dia membuat bangga orang tuanya, yang hanya seorang tukang kayu. Lalu apa kiat sukses dan langkah yang ditempuh Wasisadi, setelah lulus SMP Margajaya sampai menjadi seorang pengusaha meubel ???. Jawaban pertanyaan itu merupakan solusi yang diberikan penulis dalam menyikapi banyaknya pengangguran-pengangguran waktu itu.

Buku ini menggunakan bahasa sehari-hari. Sehingga mudah sekali untuk dimengerti dan Kita akan merasa kejadian tersebut dilihat oleh mata kepala kita sendiri. Selain itu, cerita-ceritanya juga mempunyai amanat-amanat yang tersirat di dalamnya. Yang sangat bermanfaat untuk kehidupan kita. Buku ini juga, menyajikan cerita pembuka, yang mengutarakan permasalahan apa yang akan diceritakan dalam buku ini. 

Buku ini hanya memiliki beberapa kekurangan yakni, sulitnya menemukan unsur agama dalam buku ini dan bahasanya sedikit sekali mengandung bahasa yang bermakna konotasi.

Akhir kata, buku ini akan memberikan banyak manfaat, jika dibaca oleh siswa yang masih sekolah, yang masih mencari tujuan hidup dan masih mengukir masa depannya. Karena buku ini memotivasi kita sebagai siswa dan memberikan pengarahan-pengarahan yang logis dan dewasa dalam pencapaian masa depan kita.
Tapi buku ini juga bisa dan layak dibaca, tidak hanya oleh siswa, tapi oleh seluruh lapisan masyarakat.

Sabtu, 26 Januari 2013

Malam Minggu Kelabu

Jam sudah menunjukkan pukul 15:00 WIB akupun langsung bergegas pulang dari warnet supaya tidak di wanted oleh polisi rumah. Ketika perjalanan pulang aku bertemu temanku sebut saja oji dan chandra (nama disamarkan) ingin bermain ke rumahku. Sebenarnya aku kepingin sekali tidur karena semalam begadang menonton liga premier, tapi temanku memaksa aku untuk bermain dan menginap dirumahku dengan dalih bahwa mereka sedang bosan berada dirumah {Emang dasar jomblo, bilang ajah ga punya pacar bwt malmingan (eh ane juga jomblo deh} dan akupun menyetujuinya.

Kami bertigapun berjalan kerumahku bersama. Sesampainya dirumah kamipun menonton tv (detective conan movie 08 pada channel salah satu siaran TV swasta) sambil memikirkan akan bermain apa dirumahku itu (maklum ga punya ps2 atau komputer pada waktu itu). Sebelum film itu selesai kamipun sepakat bermain Uno, permainan yang lagi trending di lingkungan wilayah rumahku dirumah kami dan menyuruh si oji utk membeli kartunya (sebenarnya pada kepingin main monopoli tapi aku tidak setuju karena biasanya menang maupun kalah, akulah yang pasti membereskannya ).

Ketika beliau pergi membeli kartu dan film yang kami tonton sedang iklan, kamipun bercanda & bersendau gura sampai akhirnya akupun bertanya kepada temanku si Chandra.

"Eh, lo percaya ga adanya setan? Kalau ketemu atau melihatnya reaksi lo bagaimana?" tanyaku kepadanya karena penasaran sehabis menonton Dunia Lain pada malam Jum'at.

"Yah Setan doang, ngapain takut, berani gw bahkan gw ajak kenalan dah tuh. Sini panggil mana setannya" jawabnya dengan suara yg keras sambil tersenyum. Akupun hanya tersenyum saja mendengarnya.

Tak beberapa lama kemudian teman kami si oji datang dengan membawa kartu UNO yg dibeli dan 15 menit sebelum adzhan maghrib berkumandang film yang kami tontonpun selesai. Kami pun mengeluarkan kartunya dan memulai bermain.

Kamipun tertawa terbahak-terbahak melihat teman kami si oji "nungging" sambil bermain kartu. Kami menggunakan sistim hukuman yang kalah terakhir jongkok (ga boleh duduk sampai juara pertama) dan jika kalah lagi maka harus nungging dan jika kalah lagi barulah dia dibedaki, dst.

Angka 18:18 WIB dengan tanggal dibawahnya (lupa tanggal brp ) sudah tertulis pada layar HPku. Ketika kami sedang tertawa entah kenapa ekspresi si chandra langsung berubah 360 derajat tertunduk seperti orang ketakutan.

"Kenape lo kok tiba-tiba diam?" tanyaku kepadanya.

"Wad ada kuntilanak wad." Bisiknya padaku.

"Dimana?" Tanyaku padanya lagi.

"Di pintu lantai dua dekat tangga" jawabnya kepadaku dengan kepala dibawah.

Memang di lantai dua adalah gudang yang gelap dimalam hari. Dulu lantai itu adalah sebuah kamar yang didiami pamanku ketika dia belum mempunyai rumah dan masih berstatus "pengacara". Sehari setelah beliau pindah ke rumah kontrakkan akupun tidur disana. Ya, ketika malam hari di lantai dua itu sangatlah sejuk seperti sebuah ruangan yang dipasang AC padahal hanya pendingin dengan baling-baling yang memutar. Paginya entah kenapa ketika aku terbangun aku merasakan kakiku terasa sakit seperti ada yang menggigit, dan ketika aku membersihkan diriku di sebuah ruangan kecil dengan sebuah bak kotak terisi air akupun melihat kedua betisku membiru. Ku kira ketika malam itu ada benda terjatuh sehingga membuat kakiku membiru seperti itu. Luka yang membiru & rasa sakit itu akhirnya hilang sendirinya ketika sore hari.

Akupun lalu melihat kearah yang dikatakan temanku, pertama kali aku melihat terlihat seperti ada sebuah kain yang melayang-layang. Akupun bergegas menggunakan kacamataku untuk melihat secara jelas. Tak disangka aku melihat sebuah baju yang sangat lusuh dan rambut panjang yang lusuh berhenti menghadap ke pintu lantai dua seolah-olah sedang menunggu seseorang untuk mehampirinya.

Kami berduapun terdiam dan tertunduk ketakutan. Sontak teman kami yang membelakangi makhluk halus tersebut bertanya kepada kami. Lalu kami berduapun menjawab pertanyaan tsb dengan jawaban yang sama.

Kami bertigapun diam dan duduk tanpa kata beberapa menit. Aku meliriknya lagi tapi diapun masih tetap berada disitu. kami bertiga berbisik dan berencana utk kabur setelah hitungan ketiga.

Satu... Dua... Tiga... Kaaaabooooorrrr (dengan suara yang lantang seperti di sinetron Islam KTP). Ketika sampai diluar aku mengunci pintu dibantu dengan temanku si Chandra dengan tangan yang gemetaran. Ketika kami melihat ternyata teman kami si Oji sudah berada jarak kurang lebih 1 km dari rumah kami dimana tempat tersebut lumayan ramai karena banyak pemuda yang nongkrong disitu.

Kami bertigapun enggan kembali ke rumahku sampai menunggu kedua orang tuaku atau kakakku pulang ke rumah. Kedua orang tuaku pergi mencari nafkah dari sore hingga malam hari, dan kakakku bekerja sebagai buruh di salah satu perusahaan swasta. Waktu sudah menunjukkan pukul 23:00 WIB kamipun mengecek rumahku dan ternyata kakakku baru saja tiba dirumahku dari arah yang berlawanan. Dia bertanya kepada kami habis darimana saja kami. Lalu aku menjawab bahwa kami pergi ke warung sebentar untuk jajan.

Lalu kamipun masuk kerumahku & tidur. Hari pertama dalam seminggu, akupun pergi menuntut ilmu seperti yang dilakukan para pelajar biasanya dan ternyata berita tersebut sudah tersebar oleh temanku si Chandra. Sungguh sangat memalukan sekali. Aku diintrogasi oleh teman-temanku disekolah layaknya seorang wartawan mewawancarai seorang selebritis hingga akhirnya beredarlah gossip bahwa rumahku ada penghuninya selama beberapa minggu -_- @a_swad

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More