Jam sudah menunjukkan pukul 15:00 WIB akupun langsung bergegas pulang dari warnet supaya tidak di wanted oleh polisi rumah. Ketika perjalanan pulang aku bertemu temanku sebut saja oji dan chandra (nama disamarkan) ingin bermain ke rumahku. Sebenarnya aku kepingin sekali tidur karena semalam begadang menonton liga premier, tapi temanku memaksa aku untuk bermain dan menginap dirumahku dengan dalih bahwa mereka sedang bosan berada dirumah {Emang dasar jomblo, bilang ajah ga punya pacar bwt malmingan (eh ane juga jomblo deh} dan akupun menyetujuinya.
Kami bertigapun berjalan kerumahku bersama. Sesampainya dirumah kamipun menonton tv (detective conan movie 08 pada channel salah satu siaran TV swasta) sambil memikirkan akan bermain apa dirumahku itu (maklum ga punya ps2 atau komputer pada waktu itu). Sebelum film itu selesai kamipun sepakat bermain Uno, permainan yang lagi trending di lingkungan wilayah rumahku dirumah kami dan menyuruh si oji utk membeli kartunya (sebenarnya pada kepingin main monopoli tapi aku tidak setuju karena biasanya menang maupun kalah, akulah yang pasti membereskannya ).
Ketika beliau pergi membeli kartu dan film yang kami tonton sedang iklan, kamipun bercanda & bersendau gura sampai akhirnya akupun bertanya kepada temanku si Chandra.
"Eh, lo percaya ga adanya setan? Kalau ketemu atau melihatnya reaksi lo bagaimana?" tanyaku kepadanya karena penasaran sehabis menonton Dunia Lain pada malam Jum'at.
"Yah Setan doang, ngapain takut, berani gw bahkan gw ajak kenalan dah tuh. Sini panggil mana setannya" jawabnya dengan suara yg keras sambil tersenyum. Akupun hanya tersenyum saja mendengarnya.
Tak beberapa lama kemudian teman kami si oji datang dengan membawa kartu UNO yg dibeli dan 15 menit sebelum adzhan maghrib berkumandang film yang kami tontonpun selesai. Kami pun mengeluarkan kartunya dan memulai bermain.
Kamipun tertawa terbahak-terbahak melihat teman kami si oji "nungging" sambil bermain kartu. Kami menggunakan sistim hukuman yang kalah terakhir jongkok (ga boleh duduk sampai juara pertama) dan jika kalah lagi maka harus nungging dan jika kalah lagi barulah dia dibedaki, dst.
Angka 18:18 WIB dengan tanggal dibawahnya (lupa tanggal brp ) sudah tertulis pada layar HPku. Ketika kami sedang tertawa entah kenapa ekspresi si chandra langsung berubah 360 derajat tertunduk seperti orang ketakutan.
"Kenape lo kok tiba-tiba diam?" tanyaku kepadanya.
"Wad ada kuntilanak wad." Bisiknya padaku.
"Dimana?" Tanyaku padanya lagi.
"Di pintu lantai dua dekat tangga" jawabnya kepadaku dengan kepala dibawah.
Memang di lantai dua adalah gudang yang gelap dimalam hari. Dulu lantai itu adalah sebuah kamar yang didiami pamanku ketika dia belum mempunyai rumah dan masih berstatus "pengacara". Sehari setelah beliau pindah ke rumah kontrakkan akupun tidur disana. Ya, ketika malam hari di lantai dua itu sangatlah sejuk seperti sebuah ruangan yang dipasang AC padahal hanya pendingin dengan baling-baling yang memutar. Paginya entah kenapa ketika aku terbangun aku merasakan kakiku terasa sakit seperti ada yang menggigit, dan ketika aku membersihkan diriku di sebuah ruangan kecil dengan sebuah bak kotak terisi air akupun melihat kedua betisku membiru. Ku kira ketika malam itu ada benda terjatuh sehingga membuat kakiku membiru seperti itu. Luka yang membiru & rasa sakit itu akhirnya hilang sendirinya ketika sore hari.
Akupun lalu melihat kearah yang dikatakan temanku, pertama kali aku melihat terlihat seperti ada sebuah kain yang melayang-layang. Akupun bergegas menggunakan kacamataku untuk melihat secara jelas. Tak disangka aku melihat sebuah baju yang sangat lusuh dan rambut panjang yang lusuh berhenti menghadap ke pintu lantai dua seolah-olah sedang menunggu seseorang untuk mehampirinya.
Kami berduapun terdiam dan tertunduk ketakutan. Sontak teman kami yang membelakangi makhluk halus tersebut bertanya kepada kami. Lalu kami berduapun menjawab pertanyaan tsb dengan jawaban yang sama.
Kami bertigapun diam dan duduk tanpa kata beberapa menit. Aku meliriknya lagi tapi diapun masih tetap berada disitu. kami bertiga berbisik dan berencana utk kabur setelah hitungan ketiga.
Satu... Dua... Tiga... Kaaaabooooorrrr (dengan suara yang lantang seperti di sinetron Islam KTP). Ketika sampai diluar aku mengunci pintu dibantu dengan temanku si Chandra dengan tangan yang gemetaran. Ketika kami melihat ternyata teman kami si Oji sudah berada jarak kurang lebih 1 km dari rumah kami dimana tempat tersebut lumayan ramai karena banyak pemuda yang nongkrong disitu.
Kami bertigapun enggan kembali ke rumahku sampai menunggu kedua orang tuaku atau kakakku pulang ke rumah. Kedua orang tuaku pergi mencari nafkah dari sore hingga malam hari, dan kakakku bekerja sebagai buruh di salah satu perusahaan swasta. Waktu sudah menunjukkan pukul 23:00 WIB kamipun mengecek rumahku dan ternyata kakakku baru saja tiba dirumahku dari arah yang berlawanan. Dia bertanya kepada kami habis darimana saja kami. Lalu aku menjawab bahwa kami pergi ke warung sebentar untuk jajan.
Lalu kamipun masuk kerumahku & tidur. Hari pertama dalam seminggu, akupun pergi menuntut ilmu seperti yang dilakukan para pelajar biasanya dan ternyata berita tersebut sudah tersebar oleh temanku si Chandra. Sungguh sangat memalukan sekali. Aku diintrogasi oleh teman-temanku disekolah layaknya seorang wartawan mewawancarai seorang selebritis hingga akhirnya beredarlah gossip bahwa rumahku ada penghuninya selama beberapa minggu -_- @a_swad
1 komentar:
cerita yang menarik gan. sukses ya buat blognya.... mampir juga ke blog saya:
www.belonomi.blogspot.com
Posting Komentar