Penulis: M.Ariqy Raihan
Di sebuah kota yang sumpek, mumet, berasap, dan kumel ( kota atau muka?) hiduplah seorang makhluk nan membahana. Makhluk itu seorang manusia yang bernama Tono (mohon maaf kalau ada kesamaan nama) yang merupakan mantan mahasiswa. Si Tono ini sudah lulus kuliah, jebolan Universitas Harvard yang kondang di Amerika itu. Dan dia kuliah disana dengan beasiswa karena orangtuanya cuma orang biasa. Kini, dia bekerja di salah satu perusahan di Amerika. Nah selain itu Tono ini kalo dibilang tampan (tampilan jamban) se-gedung DPR pasti pada ngacungin tangan semua, kayak pada mau interupsi. Muka sih beda tipis lah sama Tom Cruise, kira-kira 11 : 10000. Tapi, walaupun begitu ceweknya buset dah ……………… Tidak ada. Bukannya tidak laku, tapi memang tidak ada yang mau.
Alkisah pada suatu hari, Tono ini mendapat call service, eh maksudnya call missed atau apalah itu dari emaknya (sebut aja Elizabeth). Tono bingung. Sudah lima tahun tinggal di Amerika dia tidak pernah sekalipun ditelepon emak. Tapi kenapa sekarang malah ditelepon? Tono pun galau. Apakah ini sebuah keajaiban? Telepon dari emak itu pun diangkat.
"Ton. Ini emak, telepon balik. Emak tidak punya pulsa…"
Emak modus banget. Tidak punya pulsa tapi bisa nelpon. Akhirnya, dengan berat hati Tono nelpon balik emak.
"Emak, ini Tono. Ada apa? Kenapa baru nelpon sekarang mak? Kenapa mak? Kenapa??? Kita putus aja mak(??)"
Suasana hening.
"Ton… Ton…….. Kamu pulang sekarang ke indonesia! Ayah kamu ton…. Ayah kamu…."
Demi tapir siluman babi, Tono langsung socks, eh shock maksudnya, ngedenger perkataan sang emak tercinta.
"Ayah kenapa mak? ” tanya Tono dengan muka yang melas, 11:12 sama pengemis di tepi jalan.
"Ayah kamu sesuatu Ton.." Sahut Emak
Gubrak.
Tono nabrakin diri ke gerobak minyak. Abangnya nabrakin diri ke kereta api. Kereta api nabrakin diri ke semak-semak.
"Mak! Serius mak, ada apaan mak?" tanya Tono.
"Ayah kamu ton…….. Ayah kamu………. Keserimpet becak.. ” jawab Elizabeth, The Mother of Tono.
Gubrak lagi. Tono nabrakin diri ke tukang ojek. Tukang ojek nabrakin motornya ke Tono. Tono dan tukang ojek saling bertabrakan. Astagfirullah. Bikin jantungan nih emak.
"Ya Allah, ampunilah emak hamba. Jika memang kau hendak memberi hidayah, berikanlah pada dia."batin Tono.
"Mak, jadi emak nyuruh Tono pulang karena Ayah yang minta?"
Ibunya Tono menjawab, "Iya. Ayahmu (kepala lurah Kampung Semangka) ingin kamu kerja disini, biar kamu bisa deket sama orangtua kerjanya. Mau kan ya?".
Hmm.. Setelah dipikir-pikir Tono akhirnya mau juga pulang. "Yoweslah mak. Tono pulang deh yak!". Tono memutuskan untuk pulang. Dengan muka sedih dia menatap kamar kos-kosannya. Kamar yang penuh cerita. Kamar yang penuh pertumpahan darah, karena disinilah Tono dimutilasi (?) tidak dech, bercanda doang.
Tono langsung dijemput ke rumah sama pak Didi, tetangga sebelah rumah. Pak Didi ternyata orangnya humoris juga. Semua cerita lucu pak Didi sukses membuat Tono tertidur di sepanjang perjalanan. Sesampainya dibandara, Tono langsung kabarkan semuanya. Kepada karang, kepada ombak, kepada matahari.. (woy, ngapain nyanyi lagi ebiet?) Perjalanan Amerika – Jakarta cuma memakan waktu 5 menit, karena Tono numpang pesawat UFO di area 51.
Sampai di rumah, Tono langsung disambut. Ada marawisan sama kosidahan. Doi bingung ini acara sunat atau akikah. Ceritanya 2 hari berlalu, ayah Tono pun pulang dari tugas dinasnya. Beliau memberikan sebuah formulir …………. Pendaftaran kerja ! Tono langsung joget tor-tor. Gimana tidak seneng, baru pulang langsung dapet kerja. Rezeki banget. Tapi….. Nah ada tapinya nih. Formulir itu ternyata formulir pendaftaran jadi supir bus Transjakarta ! Waduh, lulusan harvard kenapa jadi supir? Tapi demi kelancaran hidup, demi asupan nasi dan demi… kian (?) Tono akhirnya mendaftar dan diterima. Hari pertama jadi supir ternyata ringan juga. Cuma disuruh bawa bus segede gaban muter-muter jakarta sesuai rute. Tahap demi tahap dilewati, tapi yang parah ya pas di halte. Waktu kondektur busway (anggap aja kondektur) teriak "Lanjut" dan ngasih kode pake tangan, Tono bingung. Itu tangan siape ye? Karena ngeliatnya di spion jadinya burem gitu. Takut ketuker antara tangan kondektur atau tangan penumpang. Ketika jam operasi busway selesai, Tono disuruh membawa bus nya ke base camp. Nah, sewaktu lagi berhenti sebentar buat ngopi, tiba-tiba bus Transjakartanya itu gerak-gerak sendiri terus berubah jadi sebuah mesin kokoh raksasa. Bentuknya rada mirip robot gitu. Tono kaget banget. Karena kaget, kopi yang diminum Tono muncrat membanjiri muka abang yang jualannya. Abang jualan kopinya juga ikutan kaget karena kesiram kopi Tono. Itu orang langsung ngibrit nyeburin diri ke kali ciliwung dan ga balik-balik lagi. Mesin raksasa itu ukurannya gede banget.
" a… a….. a……..paan tuh? Ko..k g..g..ede banget?" Tono jadi Azis Gagap gitu ngeliat tuh mesin raksasa.
Mesin raksasa itu ternyata bisa ngomong, dan Tono lah sasarannya. "Hei, kau manusia bukan? Dari ras apa?" tanya mesin itu.
"Eh i..i..iye bang, saya manusia. Tapi dari ras apa ye? Errr…. Dari ras orang pinggiran bang" jawab Tono."
Bang? Apa itu bang? Sejenis komunitas kah?" tanya mesin itu.
"Bang itu sejenis makanan yang kalau dikasih sambel dan saos rasanye maknyuss", jawab Tono.
Si Mesin kembali bertanya, "Apakah kau keturunan kapten KURTONO ?", tanya mesin itu lagi (bawel banget, nanya mulu).
"Iye, emang kenape? Mau minta tanda tangan? Ke kuburan karet aja bang" jawab Tono.
Si mesin berkata lagi, "Berikan kepadaku, kacamata kakekmu itu." ucap Mesin itu, sambil bersiul aneh.
Kacamata kakek? Memang urusan mereka apa sama benda peninggalan kakek itu ? Lagi mikir gitu, eh ternyata temen-temen dia datang. Sialan, ternyata itu siulan buat manggil gerombolan. Mainnya keroyokan, ga fair.
"Eh bang ! Kenalan dulu baru minta!" Teriak Tono.
"Baiklah, perkenalkan nama ane Primas Prima, dan ini pasukan ane, Ironcef,Similikiti, sama Kiwkiw. Kami adalah Autocot, robot yang demen ngebacot. Kami kesini untuk mencari All Sempak sebelum musuh kami, Receptionist, duluan". kata Primas Prima.
Dan semua tetek bengek ini ga ada yang dimengerti Tono. Apa hubungannya Nyari All Sempak sama Kacamata kakek Kurtono? Dan apa pula itu All Sempak? Daripada mati, mending ikutin maunya aja dah. Tono pun pulang. Di ubek-ubek dah tuh kamarnya, dan benda yang dicari ga ketemu. Tono panik. Satpam panik. Pocong panik. Setelah ditelaah lebih lanjut, ternyata barang yang dicari (kacamata) ada di kolong kulkas. Antara bingung sama bego, kenapa bisa ada di kolong kulkas ?.
"Nih…. ! Jangan banyak tanya lagi". Tono keluar rumah dan…….Kampret. Entu gerombolan robot malah duduk di atas taman. Taman yang indah itu pun menjadi hancur. "kau apain nih taman hah? Beresin! Nah sekarang Kau mau apain itu kacamatanya?", tanya Tono kepada Primas Prima.
Sebelum sempet dijawab sama Primas Prima, tiba-tiba pasukan Receptionist muncul. Entah nanya dimana alamat rumah Tono. Pemimpin Receptionis, Politron, gerecokin duluan. Autocot yang lagi duduk manis langsung pasang barrier. "Serahkan All Sempak pada kami !!!", teriak Politron.
"Kami tidak akan menyerahkan nya pada kalian !!!", teriak Primas Prima mengeluarkan senjatanya. (emang udah nyari?). Politron dan Primas Prima saling menatap, dan Tono bersiap-siap mengabadikan momen ini. Sepertinya Politron dan Primas Prima saling jatuh cinta (?) tiidak dech, tidak mungkin lah.
Pertarungan pun tak terelakkan. Pasukan Receptionist dan Autocot saling mengeluarkan senjata. Bunyi desingan peluru, dentingan pedang, dan bunyi kentongan siskamling terdengar jelas. Ironcef, Similikitiw, Kiwkiw bertarung dengan gigihnya. Pasukan Receptionist berhasil dimusnahkan semua, kecuali Politron yang udah seok seok tapi masih sanggup berdiri. Tenaganya udah terkuras banyak. Badannya bolong-bolong diterjang pelurunya Ironcef. Primas Prima pun salah satu bagian tubuhnya ada yang patah, diserang sama Politron. Dan pertarungan kini tinggal menyisakan Primas Prima dan Politron.
"Kau akan mati disini, Primas Prima! Akulah yang menang! Hahaha" Politron tertawa dalam ketakutannya. "Rasakan Ini Jurus mautku ! Chidooooriii !!!" Politron berlari ke arah Primas Prima
"Aku tidak akan kalaaaaah! Rasengaaan !!!" Primas Prima juga berlari ke arah Politron. Efek dari berbenturnya 2 jurus yang sebenernya tidak ada sangkat paut sama Transjomer ini besar banget.
"Duaarrrr !!!!!!!" bunyi nya terdengar keras banget. Semua yang ada disekitar mereka tersapu bersih semua. Rumah Tono hancur berantakan. Tak bersisa. Untungnya, kedua orangtua Tono selamat. Politron akhirnya berhasil dikalahkan. Tubuhnya terbelah dua terkena petir, bukan karena Rasengannya Primas Prima. Alhasil, bangkai robot Politron itu dibuang ke tengah laut oleh si Kiwkiw.
Akibat dari pertarungan itu Tono pun langsung jatuh miskin. Tidak punya rumah lagi, Tidak punya duit lagi, dan tidak punya pulsaaaa (?). Tono pun hidup ngegembel di pinggir jalanan. Seorang lulusan Harvard bertransformasi menjadi gembel. Udah tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Tono. Setelah hancurnya rumah, beberapa hari kemudian Tono dipecat dari tempat dia bekerja karena tidak punya baju lagi. Tono pasrah dan cuma bisa ngomong, ” Ayamkuu manaa? “. Dan kemudian……. "Jegerrr !!" petir menyambar-nyambar di sekitar Tono. Kena Tono. Hidup Tono pun berakhir disitu.
2 komentar:
aduh kang..
buku tamu yang ngambang ini sulit di tutup.. T.T
OK kang.. Thanks atas kritik dan sarannya... Nanti ane hilangkan...
Posting Komentar